Postingan

Sumpah saat Senja

Gambar
 Hai, Senja ... Kita diguyur hujan yang sama , Sejuk mendekap lara. Teringat pada kisah 'tak biasa. Ada bisik lirih bersumpah, Tetap disimpan, 'tak 'kan bicara. Biarkan diam yang berkisah ... Tentang rindu pada suara manja. Senja, Kita di bawah langit yang sama,  Mencoba menengadah mencari jawab Yang ' entah kapan terungkap. Hanya pada senja 'ku buta. Menolak pada hati yang 'kupunya.

Sendiri

Gambar
Aku tidak akan melangkahkan kaki di jalan yang sama, walau mungkin kita searah. Mungkin juga tidak sempat untuk menyambut, tapi yakinlah kita 'kan saling menyapa. Jika harus mendaki, maka 'kan kupeluk dahan kuat, bukan menginjaknya, atau bahkan mematahkannya. 'Tubuhku akan terbang sendiri, dan akan ada senyum mereka yang meng-Amini 

Tentang Hati

 Kadang kadang kita perlu membekukan hati,  Bahkan mungkin harus berlari walau tak pernah tahu ke mana ujungnya. Hanya untuk menghilangkan sebuah rasa dan memaksa hati untuk berhenti bersinar. Kadang kita perlu membekukan hati, agar tak ada lagi rasa yang mengganggu.

Choco Latte

Gambar
Saat 'kau bertanya apa yang kucari,  dan saat seolah aku berlari, Maka pundakmu akan selalu kunanti. Hidup ini tak hanya tentang diam.  Tidak pula tentang menerima, dan merasakan. Tapi tentang menginginkan. Mungkin sesekali aku akan kembali, Menemuimu untuk menguatkan hati Lalu menggenggammu sambil berlari Ada rindu yang harus ditepis   Namun kuyakin hatimu selalu mengikuti. Tanganmu akan selalu menggenggami. Cobalah memahami, Cinta bukan tentang berdua,  tapi tentang bersama. Rasa bukan tentang aku,  tapi tentang kita. Eratkan genggammu saat 'ku lari Ikuti langkahku untuk berhentu Yang kucari tak mungkin tanpa arti Yang kucari akan kubagi Dan kuyakin akan terus berlari Karena ada kau yang kan slalu menemani Merasakan bersama indahnya rasa hati Saat lelah usai berbagi Maka tetaplah di sini 

Tanpa makna, tanpa rasa. Tanpa harga

Di suatu kala, di suatu kisah Tentang ruang tak bermakna, tanpa rasa, tanpa harga. Mencoba menyeruak pudar, mengilaukan legam. Berlari tanpa arah, tapi tetap akan tenggelam. Wahaaaai kau penjajah rasa Tata kau tepikan, alur dilawan. Tak 'kan ada lagi tanah untukmu berjejak. Karena ruang itu tanpa makna, tanpa rasa, dam tak berharga.

Untukmu yang Menengadah

Gambar
Untukmu yang berjalan menengadah ke langitNya. Jauhnya tak 'kan tersentuh oleh ucap yang kau gema. Untuk suaramu yang nyaring seolah petir. Helamu tak 'kan pernah mampu menembus nyata. Lalu kakimu tak bergeming ketika terseok sendiri tanpa teman. Sakitmu ditahan. Takutmu kau senyumkan. Tepiskan kami yang bahagia dengan nyata. 'Tak pernah ada kata seolah, 'tak mungkin ada luka. Karena kami berkaca. Kami berbeda. Untukmu yang menengadah. Pandanglah langitNya. Tanpa rasa. Tepiskan kami yang bahagia dengan nyata. Dan takut akan dosa. Untukmu yang menengadah. Jangan pernah lupa, jika kau jatuh, 'tak kan pernah terjaga.

KONSEP MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

Gambar
     Setiap kita memiliki potensi dan kemauan untuk melakukan hal yang yang baik dalam mencapai cita-cita pendidikan. Masa depan Indonesia ditentukan dengan siapnya generasi bangsa kita dalam menjaga, memimpin, dan memperjuangkan bangsanya dari segala bentuk tantangan dan hambatan. Generasi yang siap menghadapi tantangan adalah generasi yang memiliki kompetensi yang tinggi dan berkarakter kuat sebagai pencerminan pribadi yang holistik sesuai nilai-nilai pancasila.       Kita sebagai pendidik menjadi titik awal perjuangan generasi kita. Di tangan kitalah nantinya generasi penerus bangsa ini dibentuk. Melalui arahan tangan kita jugalah nantinya mereka dapat kita persiapkan menuju Indonesia Emas.     Perjuangan di masa depan dimulai dari diri sendiri. Bercermin dari perjuangan Ki Hadjar Dewantara sebagai pencetus Merdeka belajar, seharusnya kita sebagai pendidik mampu mengenali dan menyadari segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri untuk dapat mewujudkan pemikiran KHD dalam proses pem