Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Tulisan 16 Maret 2017

Gambar
Oktober tahun ini beliau akan pensiun dari aktifitas menjadi guru... Masih ceria, masih kuat, masih rajin menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menyangkut kegiatan guru.., selalu menyempatkan diri melakukan hal-hal yang bermanfaat. Saat saya tanya, "Bu, apa resep ibu masih kuat dan ceria dalam.menjalani aktifitas sebagai guru, padahal oktober tahun ini ibu sudah harus pensiun?". Beliau menjawab, " kuncinya ada 4, nak, Sabar, Ikhlas, Jujur dan tawakal Itu yang akan membuat kita ringan melangkah menghadapi semua tugas". Dalam diam saya berpikir, betul sekali yang beliau sampaikan. Sabar dalam menghadapi masalah apapun agar kita tetap memiliki pikiran yang positif, tidak mudah berburuk sangka dengan Allah s.w.t.  Ikhlas menerima segala resiko yang ditimpakan ke diri kita agar selalu menjadi orang yang bersyukur akan nikmat Allah s.w.t. Selalu jujur atas segala ucapan dan perbuatan agar kepercayaan selalu datang menghampiri kita, dan selalu bertawakal. Apapun yang suda

WANITA PEKERJA KERAS???

Ketika memutuskan untuk menikah dan menjadi seorang istri, saat itu juga semua yang kita lakukan menjadi tanggung jawab suami, termasuk pekerjaan yang sudah kita jalani sebelumnya. Haram bagi seorang istri bila tetap bekerja tanpa ada ijin dari suaminya. Apalagi dengan alasan mencukupi kebutuhan keluarga. Bukankah urusan cukup mencukupkan kebutuhan keluarga adalah urusan Allah??? Allah telah percayakan semua tanggung jawab itu di bahu suamimu.  Maka janganlah terlalu mengejar materi hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bekerja siang malam hingga lupa waktu. Akhirnya kewajiban sebagai istripun terabaikan. Apalagi jika Allah telah mempercayakan adanya anak dalam keluargamu.anak yang tadinya mesti dididik ibunya, malah lebih kenal dengan pengasuhnya, lebih kenal gadget, lebih kenal PS,  lebih kenal ipin upin, dora, atau tontonan lainnya. Dan jangan pula sampai anakmu memanggilmu "kak Ros" karena tidak mengenalmu. And the end, Percayalah bahwa rezeki keluargamu sudah diatur

EDA PENJUAL BUAH

Gambar
"Buuuuuu, Ibuuuuuu....buahnya buuuuuuu???". Suara si eda tukang buah membuat suasana sore itu makin rame. "Ada buah apa aja, Da?" "Ini ada jagung, bu. Saya jamin dalamnya bagus. Rapi, ga bolong bolong. Kalau ga bagus kembalikan lagi ke Saya. Ga Rugi ibu, kalau ibu beli". Ibu itu pun hanya tersenyum kecil. "Berapa sekilo, Da?" " 2 kilo cuma 15 ribu, Bu". " 1kg aja, Da". Setelah terjadi transaksi jual beli, edapun pergi. Si ibu membawa jagung dengan perasaan kwatir. Maklum, dulu waktu beli jagung si eda, edanya juga ngomong begitu, eeee nyatanya bolong bolong. Karena anak anak yg minta, makanya ibu beli juga. Tadi siang, jagung yang sudah dibeli itu, dimasak. Ibu membuka kulit jagung sambil berharap yang baik baik. Alhasil, feeling si ibu benar terjadi. Isi dalam jagung keren keren...hehehe.  Pernah juga eda menawarkan semangka. "Ini kujamin manis,  Bu. Merah isi dalamnya. Kujamin". Si eda meyakinkan ibu agar membeli.

RIDHO SUAMIMU

Gambar
Siang ini hatiku diketuk Allah agar mengunjungi sebuah Laundry yang tak jauh dari rumah.., Laundry kepunyaan teman kecilku yang sudah lama tidak berjumpa. Antara ragu dan rasa percaya diri yang tinggi, langsung saja kukunjungi laundry tempat dia tinggal tersebut, dan ternyata memang dialah teman yang aku cari. Setelah dipersilakan masuk, kamipun mulai berbasa basi menanyakan kabar masing-masing. Pembicaraan yang ringanpun dimulai sambil bernostalgia ke masa lalu. Mungkin kalau didengar sekilas, tak ada hal yang menarik yang kami bicarakan. Tapi akulah yang sangat terkesan dengan ceritanya. Kisah seorang istri yang mencoba adil terhadap orang tua dan suami. Keputusannya untuk kembali bekerja di sebuah rumah sakit ternama di kota ini. Antara keinginan orang tua yang menyayangkan ijazah anaknya menjadi sia sia dan suami yang  inginkan dia tetap di rumah demi dua orang buah hati mereka. Dengan hati yang berat (cerita temanku), akhirnya suami mengijinkannya untuk bekerja kembali, semata mat

MERISIK DI NEGERI SEBERANG 3

Gambar
"Loe yang setir ya,  guwe mau menikmati keindahan alam pagi ini",Kataku pada Dina sambil menyerahkan kunci rocky kesayanganku padanya.  "Panasin dulu,  guwe pamit ke Emak Bapak sebentar", lanjutku sambil bergegas ke arah dapur. Kalau jam segini Emak dan Bapak pasti di dapur. Emak menyiapkan sarapan,  dan Bapak dengan setia menemani Emak di dapur sambil bercerita apapun. Romantis. Andai pasanganku nanti bisa begitu,  pikirku.  "Mak,  Lisa ke Manggar dengan Dina,  ya ...?". ucapku.  "Ape kisah nak ke Manggar pepagi ni? ", tanya Emak Heran. Mata Emak tajam memperhatikan setiap sudut wajahku. "Hmmmmm, orang tua akan selalu mengenal anaknya", pikirku.  "Sarapan lah dulu", kata Bapak.  "Ntar aja,  Pak, Dina dah nungguin looh. tar sarapan di luar aja ya,  Pak, Mak", kataku sambil menyalami tangan kedua orang tuaku. Aku bergegas ke garasi karena Dina sudah menunggu cantik sedari tadi. Emak yang merasa khawatir menyusulku di

JUMAWA PADA SANG PADI

Gambar
Kadang-kadang terkesan heran saat melihat sifat manusia yang sepertinya sudah di luar jalur. Tidak normal untuk ukuran orang normal.  Suatu kali bertemu dengan seseorang yang notabene mengklaim karya orang lain sebagai karyanya,  tetapi dengan tanpa merasa bersalah mengampanyekan untuk tidak plagiat.  Jati diri hilang demi nama besar. Kebanggaan semu atas pujian. Hati mulai jumawa,  menepuk dada bahwa dirilah yang berkarya.  Kemudian tanpa disadari,  ada sebagian kecil penilai yang memahami bahwa semua yang dilakukan adalah palsu. Mungkin mereka bisa saja menertawai. Bisa juga mereka menjatuhkan. Mereka mampu,  tapi tak mau.  Memang seharusnya ilmu padi menjadi panutan. Makin berat isi dalam bulir,  maka akan merasa sangat rendah hati. Merasa belum apa apa.  Padi punya kemampuan untuk bangga. Punya kekuatan untuk menepuk dada. Tapi tak pernah punya kemauan menjadi jumawa.  Sebatang padi yang belum berisi selalu tegak lurus ke atas. Mendongakkan wajah dan membusungkan dada. Berkata bahw

MERISIK DI NEGERI SEBERANG 2

Gambar
Kuabaikan rencana Dina yang ingin ke rumahku.  Setelah merapikan kamar,  aku bergegas mengambil handuk untuk kemudian menuju kamar mandi.  Muka sembab dan mata yang bengkak harus segera kututupi dari orang rumah. Kasihan Emak dan Bapak jika sampai tahu anaknya menangis.  Selintas menjelang ke kamar mandi, sayup-sayup terdengar percakapan Emak dan Bapak di ruang tengah. Kedengarannya sangat serius yang dibahas. Aku berlalu tanpa mengacuhkan percakapan tersebut. Biasalah, pembahasan suami istri tidak  semuanya harus diketahui anak. Yang aku tahu saat ini adalah mengguyur seluruh tubuhku agar kepala ini menjadi dingin. ............. Di ruang tengah.  Bapak: "Semue dah disiapkan Hasan. Kite tinggal balek. Umah kite dah dikemasnye dah. Tak payah bawak baghang". Emak: " Due puloh tahun sudah kite meghantau di tempat ni. Lisa dah beso,  dah patotlah belaki. Kalau aje die mau dijodohkan dengan anak Hasan,  senaaaang hati ni bang". Bapak: "Nanti kite cube cakap pelan-pe

MERISIK DI NEGERI SEBERANG

Gambar
Aura syahdu menabur lara dalam subuhku.  Hati yang 'kupaksa mengakhiri rindu akhirnya tersayat perih. Berasa tapi tak terlihat.  Subuh ini 'ku panjatkan s'gala pintaku padaNya yang menguasai. Mata terpejam seolah mengubur kelam, memaki pada dendam. Berharap hati tenang saat kelopak mata ini terbuka.  Perlahan bibir ini mengucap istighfar. Cobaan seperti apa lagi ini? dan pertahanan bagaimana yang harus 'ku tempuh.  Subuh 'ku selesaikan.  Mukena katun jepang yang baru ku beli kemarin sore menambah nyaman sujudku.  Kejadian malam ini sudah membuatku lemah dan melayang. Lemas semua kaki ini terasa.  foto by: tamtomo.wordpress.com 20 Juli 2019, 19.25. "Jika ini terus yang kau inginkan,  dan waktumu tak bisa menunggu keputusanku,  maka lebih baik kita sudahi,  Lisa! ". Suara di seberang sana terdengar seperti membentak.  Ada nada kesal yang tergambar.  Entah mengapa setiap kali di ajak berdiskusi tentang keseriusan kami,  Ardi selalu terlihat gusar.  Akan ada b

MENULIS DALAM SEPIMU

Gambar
Angin pagi berhembus kencang di sini.  Harusnya membuatku nyaman,  tapi malah membuat perutku mual. Rencana pagi ini gagal karena tempat ini tutup.  Harusnya bisa fokus bersemedi di tempat ini. Menyelesaikan segala beban yang sudah date line. Pagi tadi sudah kuhubungi salah satu pegawainya, beliau mempersilakan datang jika hanya untuk mengerjakan tugas asal jangan datang beramai ramai dan berkumpul. Tetapi aturan tetap aturan. Pencegahan penyebaran covid 19 harus dilaksanakan sesuai anjuran pemerintah. Tempat ini tutup,  yang datang hanya pegawai saja. Jadilah tulisan ini demi menunggu ide tempat berikutnya yang akan dituju.  Date line thesis membuatku harus mengambil sikap.  Ego diri harus benar-benar kumunculkan.  Pernah membaca sebuah pepatah dari seorang konselor,  yakni Maria Dewi Irawati. Beliau menulis: "Kesabaran kita diuji pada saat kepentingan orang lain menjadi utama dibandingkan kepentingan kita. Bersabarlah!" Date line tidak bisa lagi membu

HAL HEBAT PERISAI BENCANA

Covid-19. Istilah ini yang selalu singgah di pendengaran,  terlintas di bacaan,  dan terpikir di hati hingga menjadi gelisah yang tak wajar lagi.  Jalanan sepi,  tempat ibadah ditutup,  masker di mana-mana.  Covid seolah bencana besar yang meninggalkan trauma dalam.  trauma bagi semua,  termasuk bagi kita guru dan generasi penerus bangsa ini.  Pemerintah melakukan berbagai cara efektif demi mencegah bencana ini semakin melebar,  menular ke mana mana.  Aturan PSBB pun sudah diberlakukan di seluruh tempat. Perintah  jaga jarak dan lebih baik di rumah sudah biasa kita dengar, bahkan sudah menjadi kebiasaan untuk tetap di rumah.  Sekolah sekolah telah diliburkan.  Memang lebih baik begitu,  dan itu paling baik yang harus di lakukan pada saat ini.  Sekolah ditutup, tetapi proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Harus berjalan. Karena generasi penerus ini harus tetap menjadi generasi yang terdidik, generasi yang tinggi kompetensinya,  dan berkarakter kuat. Proses m