MULAILAH DARI RUMAH


 

Write By: Imelda Sandra JS


Perubahan sejarah yang terjadi di negara kita mulai dari jaman peralihan sampai adanya masa reformasi tidak lepas dari peran dan andil pemuda, pemuda merupakan agen perubahan dan sekaligus aset yang bernilai besar bagi pembangunan.
 

Sebagai negara yang masih berkembang diperlukan pembangunan sumber daya manusia yang siap untuk menghadapi dan mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat. Pemuda sebagai sumber daya manusia adalah generasi penerus bangsa yang akan menerima tongkat estafet pemerintahan berikutnya. Bukan hanya pintar dan menguasai bidang iptek saja tetapi harus memiliki kepribadian dan karakter yang sesuai dengan falsafah dan budaya Indonesia. Pendidikan karakter menjadi unsur utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan nasional. Pemuda yang memiliki karakter baiklah yang nantinya akan menjaga dan mempertahankan bangsa ini. 
 

Di mana saja pembentukan karakter pada pemuda generasi bangsa dilakukan? Tempat terbaik dalam menanamkan karakter pada pemuda adalah mulai dari rumah sebagai dasar pembentukan watak dan karakter, sekolah melalui pendidikan berbasis karakter dan lingkungan masyarakatnya berada. Orang tua dan Pendidik disekolah dapat dijadikan sebagai contoh dan acuan dalam menanamkan karakter pada peserta didik.
 
Sampai hari ini, banyak kita dapati perilaku siswa yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Etika dan attitude anak-anak didik kita semakin memudar. Bahasa dan perilaku sudah tidak sesuai dengan konteks dasar yang diajarkan. Kemudian muncul sikap-sikap yang berlawanan dengan aturan yang telah ditetapkan. Berani menantang guru, bully teman sejawat, tidak disiplin, bahkan mungkin akan muncul lagi sikap-sikap negatif lainnya yang lebih meresahkan hati. Berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Masih terbayang gambaran masa lalu saat kita masih duduk di bangku sekolah. Takut jika terlambat datang ke sekolah, selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan guru. Menunduk dan tidak membantah saat dinasehati guru, sopan dan santun terhadap guru, atau menghargai teman sejawat. 

Perilaku yang tidak sesuai norma yang kita dapati pada siswa bukanlah sepenuhnya kesalahan siswa tersebut. Anak akan melakukan sikap yang dicontohkan, sikap yang diajarkan, dan melakukan setiap perilaku yang didapat dari sumbernya, terutama dari keluarga.

Pendidikan tidak hanya didapat dari sekolah. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak kita. Kalau hanya guru yang mengajarkan etika dan attitude yang baik di sekolah dan tidak diawali dari rumah, maka akan sia-sia saja pendidikan yang diajarkan. Tidak hanya guru, pendidikan utama datangnya dari keluarga, dari orang tua. Orang tua dan guru harus bersinergi dalam proses mendidik dan membentuk karakter siswa. Dan seharusnya, pendidikan yang utama dimulai dari keluarga karena di keluargalah tempat anak pertama sekali menemukan pendidikan. Bagaimana cara berbicara yang baik, bersikap yang santun, dan hal-hal positif lainnya. Siapakah gurunya di rumah????. Ya, orang tua adalah guru di rumah, guru di keluarga. Setiap anak akan meniru perilaku dan kebiasaan orang tua di rumah lalu membiasakannya di sekolah. Apa yang telah diajarkan orang tua di rumah, maka akan tercermin di sekolah, baik ataupun buruk. Lalu bagaimakah cara mengubah kebiasaan siswa yang  tidak baik ?. MULAILAH DARI RUMAH. 

Seperti yang telah disampaikan di atas. Keluarga dan sekolah harus bersinergi membentuk generasi emas bangsa. sepuluh sampai duapuluh tahun yang akan datang, anak-anak kita adalah pemimpin di masa depannya. Apakah kita tidak akan menyesal jika negara dan bangsa kita hancur hanya karena kita salah mendidik sejak awal?. 
Mulailah dari rumah, mulailah dari keluarga. Orang tua yang baik akan selalu mencari kesempatan kapanpun dan dimanapun untuk dapat mendidik anak-anaknya di tengah kesibukan karena tuntutan zaman. 

Banyak yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik anak sehingga nantinya bisa dibawa ke sekolah. Waktu yang sedikit bisa dimaksimalkan untuk mendidik. Bisa jadi mengajak anak bertukar pikiran tentang hobi dan pengalaman anak satu hari di sekolah, bisa jadi mengajak anak mengerjakan tugas sekolah bersama-sama, atau mengajak anak ke suatu tempat yang bisa menambah wawasan anak. 

Selain itu, etika dan attitude di rumah juga harus dijaga. Selalu menggunakan bahasa yang baik terhadap anak, bersikap yang santun, dan menyontohkan sikap-sikap positif lainnya pada anak merupakan contoh mendidik di keluarga.





Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mencanangkan Program Pendidikan Karakter (PPK) yang termuat di dalam kurikulum pendidikan. Program yang dilaksanakan tingkat sekolah dinamakan Sekolah Sahabat Keluarga. Melalui program sekolah sahabat keluarga, pemerintah melibatkan peran keluarga secara langsung dalam pendidikan. Keluarga adalah tempat pertama anak mendapatkan pendidikan, menjadi contoh dalam membentuk karakter anak. Peran pendidikan di keluarga harus dapat disinergikan dengan pendidikan di sekolah demi membentuk karakter yang baik. 
 

Untuk menggalakkan program sekolah sahabat keluarga, pemerintah mencoba menyosialisasikan program tersebut dengan mengadakan setiap kegiatan yang dapat diikuti setiap sekolah, misalnya lomba kegiatan sekolah sahabat keluarga. 

SMA Negeri 7 Pekanbaru merupakan salah satu sekolah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan sekolah sahabat keluarga meliputi beberapa kegiatan yang melibatkan keluarga dalam kegiatan sekolah. Contoh kegiatan pelibatan keluarga diterapkan pada kegiatan formal sekolah ataupun kegiatan nonformal. Contohnya seperti: Mengajak orang tua siswa dalam kegiatan upacara bendera senin pagi, mengundang orang tua untuk bermufakat tentang peningkatan kompetensi siswa, melibatkan orang tua dalam kegiatan akhir tahun, dan banyak sekali kegiatan sekolah yang butuh pelibatan orang tua di dalamnya. 

Tujuan akhir pendidikan adalah pembentukan karakter pada siswa yaitu membentuk penyempurnaan diri siswa secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik demi menghadapi tantangan zaman berikutnya. Karena generasi hari ini adalah generasi emas bangsa yang nanti harus siap menjaga bangsa ini.Kalaulah generasi hari ini penuh dengan sikap dan perilaku yang tidak baik, akan dibawa kemana masa depan bangsa ini. Untuk itu, sekolah dan keluarga harus saling mendukung, saling bekerja sama demi membentuk karakter pemuda dalam menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang. 


Diharapkan pembentukan karakter pada siswa tetap dilakukan pembinaan, pembimbingan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugas sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggungjawab. Amin.

 




 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

MENULIS DALAM SEPIMU

MENJADI KUAT ITU SULIT ...