RIDHO SUAMIMU


Siang ini hatiku diketuk Allah agar mengunjungi sebuah Laundry yang tak jauh dari rumah.., Laundry kepunyaan teman kecilku yang sudah lama tidak berjumpa. Antara ragu dan rasa percaya diri yang tinggi, langsung saja kukunjungi laundry tempat dia tinggal tersebut, dan ternyata memang dialah teman yang aku cari.

Setelah dipersilakan masuk, kamipun mulai berbasa basi menanyakan kabar masing-masing. Pembicaraan yang ringanpun dimulai sambil bernostalgia ke masa lalu. Mungkin kalau didengar sekilas, tak ada hal yang menarik yang kami bicarakan. Tapi akulah yang sangat terkesan dengan ceritanya. Kisah seorang istri yang mencoba adil terhadap orang tua dan suami. Keputusannya untuk kembali bekerja di sebuah rumah sakit ternama di kota ini. Antara keinginan orang tua yang menyayangkan ijazah anaknya menjadi sia sia dan suami yang  inginkan dia tetap di rumah demi dua orang buah hati mereka.

Dengan hati yang berat (cerita temanku), akhirnya suami mengijinkannya untuk bekerja kembali, semata mata hanya ingin istri bahagia.

Kisahnyapun berlanjut. Bulan pertama menjalani pekerjaan di RS tersebut, anak perempuannya yang baru berumur 3 tahun mengalami patah tangan. Kecelakaan kecil yang sudah di atur Allah, katanya. Hati yang tadinya optimis menjadi seorang wanita pekerja perlahan mulai ragu. Tapi tetap menguatkan diri untuk tetap bekerja.
Bulan kedua setelah dia bekerja, anak laki-lakinya yang kemudian juga mengalami kecelakaan. Anak yang berumur 4 tahun itu jatuh akibat didorong temannya saat bermain di sekolah. Hatinyapun kembali ragu. Antara orang tua, suami, dan anak. Tapi tetap saja dia kuatkan hati untuk tetap konsisten dg pekerjaannya. Berusaha tetap berpikir bahwa yang dialaminya bukannlah peringatan dari Allah.
Bulan ketiga yang membuat hatinya pasrah. Saat diperjalanan menuju RS untuk melaksanakan kewajiban, sepeda motor yang dikendarainya terseret jauh ke aspal jalanan tanpa sebab yang pasti. Diapun terpelanting mengikuti sepeda motornya. Kaki luka luka, dan anggota tubuh lainnya juga dipenuhi oleh darah. Entah apa yang harus diputuskannya saat itu, karena yang di ingatnya hanya wajah suami yang berat hati saat mengijinkan dirinya bekerja. Dosa apakah ini..

Dalam keraguan akhirnya dia berdoa pada Allah agar diberikan jalan yang mudah untuk memutuskan masalah yang dihadapinya. Mundur tanpa sebab dari tempat bekerja yang notabene sudah menggajinya dengan angka yang lumayan besar. Sementara RS tersebut yang memintanya untuk bekerja.

Bulan keempat akhirnya Allah mengabulkan doanya. Dia hamil. Dan RS pun tidak menerima karyawan yang hamil dalam masa kontrak kerja. Dan akhirnyapun ada alasannya untuk tidak bekerja lagi. Alasan yang sangat indah. Alasan yang telah Allah tunjukkan padanya. Bahwa doa suamimu dalam diam akan dikabulkan Allah. Doa suami yang menyayangi istrinya.

Akupun langsung paham dengan alasannya berhenti bekerja. Bukan karena kedua anaknya yang mengalami cedera. Bukan pula karena RS tidak mengijinkan karyawannya hamil dalam masa kontrak. Tapi karena suamimu, suamiku dan suami dari seluruh wanita soleha adalah imam yang harus dipatuhi. Seperti hadist yang pernah ku dengar mengatakann bahwa nabi Muhammad bersabda: "Jika ada seorang manusia di atas bumi ini yang wajib di sembah, maka akan kuperintahkan seorang istri untuk menyembah suaminya".
Begitulah dasyhatnya keramat suamimu. 

Beranjak makin siang, akupun pamit dengannya. Melangkah dengan senyum di hati. Hari ini Allah sudah mengingatkanku sesuatu. Mengingatkan bahwa suamiku adalah suami terhebat, yang mampu membuat istrinya patuh atas perintah-perintahNYA. Semoga Allah selalu melindungimu, suamiku...

Foto: koleksi prubadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

MENULIS DALAM SEPIMU

MENJADI KUAT ITU SULIT ...