HAL HEBAT PERISAI BENCANA
Covid-19. Istilah ini yang selalu singgah di pendengaran, terlintas di bacaan, dan terpikir di hati hingga menjadi gelisah yang tak wajar lagi. Jalanan sepi, tempat ibadah ditutup, masker di mana-mana.
Covid seolah bencana besar yang meninggalkan trauma dalam. trauma bagi semua, termasuk bagi kita guru dan generasi penerus bangsa ini.
Pemerintah melakukan berbagai cara efektif demi mencegah bencana ini semakin melebar, menular ke mana mana. Aturan PSBB pun sudah diberlakukan di seluruh tempat. Perintah jaga jarak dan lebih baik di rumah sudah biasa kita dengar, bahkan sudah menjadi kebiasaan untuk tetap di rumah.
Sekolah sekolah telah diliburkan. Memang lebih baik begitu, dan itu paling baik yang harus di lakukan pada saat ini. Sekolah ditutup, tetapi proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Harus berjalan. Karena generasi penerus ini harus tetap menjadi generasi yang terdidik, generasi yang tinggi kompetensinya, dan berkarakter kuat.
Proses mendidik secara "maya" di dunia nyatapun dimulai. Jika dokter dan tim medis lainnya berada di garda terdepan dalam menghadapi bencana ini, maka kita guru adalah perisai bagi generasi penerus. Kita bertanggung jawab atas pendidikan mereka di tengah wabah ini. Jangan sampai libur lama membuat mereka tidak siap memimpin negeri ini di kemudian hari.
Tanggung jawab dalam mendidik mereka bukan sekedar memberikan tugas dan latihan demi mencapai target standar penilaian. Menjejal mereka dengan tuntutan PR juga bukan solusi demi menyelamatkan mereka karena bencana.
Pernah beberapa anak bercerita. "Bencana ini membuat kami stress, Bu. Bukan karena takut tertular covid, tapi justru tumpukan tugas dari guru yang bisa membuat kami sakit".
Atau pernahkah kita mendengar celetukan mereka?
"Kenapa sih guru seenaknya memberi tugas setiap hari?. Apa tidak pernah memikirkan perasaan kami? ".
Kadang-kadang bahasa itu muncul dari anak-anak kita sendiri.
Kita guru yang penuh pertimbangan. Kita guru yang selalu bijak memutuskan. Kadang mungkin karena suatu tuntutan sehingga kita harus membuat mereka stress?.
Apapun alasannya, kita guru. Kita yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka di sekolah. Kita yang nantinya juga akan disalahkan jika terjadi ketidakseimbangan perilaku dan mental anak karena tugas yang menumpuk.
Lalu tugas siapa yang mencari solusi?
Jangan pernah menunggu perintah. Lakukan dulu hal kecil yang nantinya akan berdampak besar. Mulailah mencari ide positif dan kreatif sehingga tercipta hal hal besar dan hebat.
Jika pemerintah meminta kita untuk berselancar di dunia maya, kemudian meminta kita agar generasi penerus juga harus tetap terjaga, mari lakukan dan tunjukkan segudang keahlian yang kita punya.
Berhenti menjejali mereka dengan segudang tugas. Berhenti membuat mereka stress.
Selalu gali potensi diri sehingga akan muncul hal hal hebat dalam mendidik. Temukan cara kreatif untuk menemani mereka menghadapi bencana. Buat mereka tertarik dan bahagia menjalani proses pembelajaran, sehingga menghadapi bencana covid inipun terasa ringan.
Mari menjadi hebat demi menjaga mereka di tengah bencana. Menyiapkan mereka sebagai penerus bangsa.
Komentar
Posting Komentar